Wednesday, March 11, 2015

Plat Dek: Simple, Unik

Aksesoris original Suzuki Address lainnya yang menarik perhatian saya adalah plat dek/bordes.

Design dari plat ini cukup unik, karena ide, bentuk dan penempatannya yang dirancang sangat teliti. Brilian!!!

Plat ini diposisikan mengisi gap di dalam cekungan yang ada pada dek. Sehingga tidak akan terinjak oleh alas kaki. Jadi keindahannya pun akan tetap terjaga, karena resiko kerusakan akibat tekanan benda pada bagian atasnya sangat minim.



Dan uniknya lagi, pemasangannya pun tidak akan merusak dek aslinya. Karena plat ini telah diberi double tape berkualitas tinggi untuk merekatkannya di dek. Sehingga tidak perlu melubangi dek, hanya pastikan bahwa bidang yang akan ditempeli sudah bebas minyak dan debu, agar double tape lebih tahan lama.


Rekatkan satu per satu bilah plat dek sampai ke-8 bilah plat terpasang sempurna pada dek.

Setelah selesai, saya cukup dibuat kagum oleh designer Suzuki. Aksesoris yang sangat sederhana dan unik, tetapi sangat elegan. I like it very much. Well done Suzuki.



Tuesday, March 10, 2015

A hole in the Box

Bagasi Address adalah yang paling besar saat ini untuk kelas motor otomatis penggerak CVT, roda ring 14, kapasitas silinder 110cc.

Akan tetapi sayangnya bagasi ini tidak memiliki lubang di bagian dalamnya, sehingga sirkulasi udara kurang baik. Dan apabila air sampai masuk dan tidak kering, maka bagasi akan berbau yang kurang enak.

Bagi saya yang senang detailing, hal ini sangat merepotkan, karena ketika bagasi saya cuci dengan shampoo, cairan shampoo maupun air tidak dapat keluar. Sehingga akan membuat waktu pengerjaan pencucian motor menjadi lebih lama.

Mungkin konsep Suzuki dengan tidak adanya lubang pembuangan air adalah:

  1. Agar barang2 di bagasi aman ketika motor terendam banjir, karena tidak adanya akses masuk air
  2. Agar barang2 tidak menjadi kotor
Walaupun dengan kedua alasan itu, saya tetap memilih untuk adanya lubang hawa. Maka saya pun mencoba mencari titik terendah dari bagasi. Dan ternyata posisinya adalah tepat di belakang baut pengikat bagasi ke sasis.

Saya siapkan bor dan mata bor 2mm, lalu melepas bagasi dari tempatnya. Dan mulailah saya membuat 2 buah lubang di bagasi untuk saluran pembuangan air. Setelah selesai, saya pun memasangnya kembali ke sasis.

Thursday, March 05, 2015

Shad SH39 vs Givi E450 Simply II

Beberapa hari menggunakan Suzuki Address terasa menyiksa. Karena tidak bisa membawa barang2 sebanyak ketika memakai SR. Dan lebih tersiksa lagi karena mau tidak mau barang2 tersebut harus dimasukkan ke dalam tas yang saya gendong di depan ketika berkendara. Sehingga fisik saya menjadi lebih lelah ketika menggunakan Suzuki Address, ditambah kondisi jok yang terasa tipis dan keras.

Dengan kondisi ini, saya terpaksa harus memasang box tambahan (majic jar klu kata teman2 saya). Yah, apa boleh buat, daripada lelah di jalan yang membuat saya menjadi tidak fokus dan membahayakan diri sendiri, lebih baik mengorbankan prinsip.

Saya kontak orang suzuki untuk memesan original aksesoris behel agar bisa dipasang box. Sambil menunggu ketersediaan parts, maka saya pun berburu box apa yg sesuai kriteria saya. Kembali, ini urusan selera, sehingga bersifat sangat subjektif.

Kriteria saya, sebagai berikut:
  1. Dapat menampung 1 helm full face dan 1 helm half face
Cukup 1 alasan ini saja buat saya dalam memilih box. Dan dari hasil browsing dan komparasi, pilihan sayapun jatuh ke SHAD SH39.


Tanpa pikir panjang, saya pun langsung membeli SH39. Agak lama juga menunggu behel original ready. Sambil menunggu behel ready, saya pun browsing lebih detail mengenai behel tersebut. Saya perhatikan dengan detail, baik dimensi maupun bentuknya.

Sambil melihat gambar behel yang ada di internet, mata saya tertuju ke posisi lubang baut yang ada di behel tersebut. Ups..., ada sesuatu yang aneh dan tidak sesuai perkiraan saya. Saya pun langsung membongkar box SH39, dan mencari Base Plate nya untuk memastikan posisi lubang yang terdapat di base plate SH39 sesuai dengan gambar behel yang ada di internet.

Dan ternyata benar dugaan saya, lubang base plate SH39 tidak sesuai dengan posisi lubang behel. Sedih rasanya. Karena saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membandingkan dan akhirnya memutuskan membeli box ini.
Karena sudah tidak mungkin memasang SH39 di behel aksesoris original Suzuki Address, maka sayapun akhirnya memutuskan untuk membeli Givi saja, dan kali ini tidak akan mungkin salah. Karena behel ini awalnya memang dirancang agar sesuai dengan GIVI.

Ternyata GIVI memiliki 2 design base plate, yaitu Monolock dan Monokey. Kembali saya browsing di internet bentuk dari 2 jenis base plate tersebut. Hasil yang saya dapatkan adalah, lubang baut Monokey mirip dengan Shad SH39. Sehingga sayapun memilih Monolock.

Dari beberapa kapasitas box GIVI monolock, yang dapat memenuhi kriteria saya adalah E450 Simply II. Tanpa banyak kompromi lagi, saya pun membeli E450.


Keuntungan menggunakan box GIVI adalah, saya dapat bertukar tipe box selama masih menggunakan base plate monolock. Sedangkan SHAD, beda tipe box, beda juga base plate nya. Dan ini akan sangat menyulitkan apabila di kemudian hari saya merasa bosan atau mau mengganti dengan tipe lain yang lebih bagus.

Base Plate SHAD
Akhirnya, behel pun ready. Dan saya langsung mencocokan kedua base plate antara SH39 vs E450 dengan behel tersebut. Dan ternyata memang base plate monolock sangat pas dengan behel ini.


Dan berikut tools yang saya gunakan untuk memasang behel dan baseplate:
  1. Karet lembaran ketebalan 1mm
  2. Gunting
  3. Cottonbud
  4. Kunci Allen 5mm
  5. Kunci Ring 8mm
  6. Kunci Socket 10mm
  7. Kunci Socket 12mm
  8. Obeng Plus (+)
Prosedur pemasangan base plate pada behel adalah:
  1. Buat pola behel di karet
  2. Gunting karet dan lubangi sesuai dengan pola
  3. Pasang pada behel dan pasang base plate di atasnya
  4. Pasang plat kotak asli Givi di 4 titik sesuai lubang behel, buat zig zag agar kuat
  5. Pasang baut allen beserta ring nya di plat kotak tersebut
  6. Pasang lock nut beserta ring nya dari bagian bawah untuk mengunci baut allen
  7. Kencangkan baut allen menggunakan kunci allen 5mm dan lock nut dengan kunci ring 8mm
Prosedur melepas behel lama:
  1. Buka pengunci jok dari kunci kontak
  2. Tekan 2 buah klip bundar pengunci bodi dekat nomor rangka dengan Cottonbud, dan cabut
  3. Buka 4 sekrup dek bagasi dengan Obeng Plus (+) (2 di depan bawah, 2 di dekat helmet holder), dan buka dek dengan cara menarik ke depan
  4. Buka sekrup bagasi di kiri kanan dengan Obeng Plus (+)
  5. Buka baut bagasi dengan kunci Socket 10mm, dan angkat bagasi
  6. Buka tutup tangki bensin
  7. Buka tutup plastik tangki bensin, dan jangan lupa melepas selang pembuangan bensin di bagian bawahnya
  8. Buka 3 baut behel dengan kunci Socket 12mm, dan lepas behel
Adapun prosedur pemasangannya adalah kebalikan dari prosedur pemasangan.

Sebelum Box saya pasang pada base plate, saya punya ide untuk membuat reflektor box terlihat lebih memantulkan cahaya agar pengendara di belakang saya dapat mengidentifikasi keberadaan saya lebih baik. Karena mika aslinya kurang memantulkan cahaya. Sehingga saya pun mencoba memasang stiker scotchlite pada lempengan seng yang terdapat dibalik mika box.

Cukup membuka 3 sekrup dengan Obeng Plus (+) yang terdapat di belakang mika, dan mika pun dapat dilepas.

Saya menggunakan stiker Kiwalite Putih untuk melapisi seng tersebut. Stiker ini adalah jenis stiker yang cukup elastis dan memiliki daya rekat sangat tinggi. Jadi penanganannya harus ekstra hati-hati. Karena begitu sudah merekat, akan sangat sulit dilepas. Kalaupun bisa dilepas, maka stiker dipastikan sudah rusak dan berubah bentuk.

Dan inilah hasil akhir setelah mika dilapisi dengan Kiwalite.