Tuesday, February 17, 2015

Test FDR Facio

Ban standar Suzuki Address adalah IRC SS-530 TT 80/90-14(F) dan 90/90-14(R). Saya tidak suka ban jenis TubeType, karena kondisi jalur pulang pergi kantor yang kurang baik, dimana banyak sekali tukang isi angin pinggir jalan, sehingga meningkatkan resiko banyaknya ranjau paku yang bertebaran.


Sudah seharusnya Gubernur mengeluarkan peraturan pelarangan tukang angin pinggir jalan, karena ini sangat meresahkan masyarakat dan meningkatkan resiko kecelakaan.

Dengan menggunakan ban jenis TubeType, ketika terkena ranjau paku, ban akan langsung kempis, sehingga dapat merusak alloy wheels/velg. Dan juga ketika ban dibongkar oleh pihak tukang angin, sudah pasti bibir velg dijamin rusak dan tidak bisa diperbaiki.

Karena kandisi itulah saya mencoba membuat daftar ban Tubeless untuk Suzuki Address.

Berikut kriteria ban yang saya buat:
  1. Memiliki ukuran yang sama dengan ban standar
  2. Ban ramah lingkungan
  3. Low rolling resistance
Ban ramah lingkungan dan low rolling resistance sangat berguna untuk menghemat konsumsi bahan bakar. Sehingga umur pakai ban pun akan semakin jauh. Disamping itu karena koefisien gaya gesek dengan permukaan aspal tidak terlalu tinggi, sehingga menyebabkan debu akibat gesekan pun semakin rendah, sehingga paru-paru kitapun tidak bekerja terlalu keras. (Huge step begin from small step, and it starts from me)

Akhirnya didapatilah 4 jenis ban yang memenuhi kriteria ban tersebut:
  1. IRC Enviro
  2. Zeneos Scootz
  3. FDR Facio
  4. CST Baby Adreno
Dengan list yang sudah saya miliki dan telah saya teliti, akhirnya sayapun membawa Suzuki Address ke gerai Planetban. Setelah melihat-lihat dan bertanya, diantara 4 daftar pilihan saya, planetban hanya memiliki FDR Facio saja, untuk IRC Enviro dan Zeneos Scootz belum tersedia, sedangkan CST, planetban tidak memiliki kerjasama dengan distributornya.

Karet FDR Facio terasa empuk ketika saya pegang, asumsi saya ban ini masuk dalam kategori medium-soft.


Setelah proses pembayaran selesai, ban pun dibongkar dan diganti dengan FDR Facio. Tidak lupa diisi cairan ban untuk mengurangi resiko ban bocor akibat terkena ranjau paku.
FDR Facio memiliki kontur side wall yang unik.



Pentil ban yang saya gunakan adalah pentil bengkok 90˚, untuk memudahkan ketika proses pemeriksaan tekanan angin berikutnya.

Setelah proses penggantian selesai, dan tekanan angin sesuai (29psi front, 33psi rear), saya mencoba untuk break-in/inreyen ban sejauh 50km tanpa mencoba me-review ban ini sambil mencoba belajar mengenal karakter ban yang baru. Seharusnya inreyen ban minimal sejauh 160km, dan dituntut kesabaran untuk mencapai jarak sejauh itu. Dan kesabaran saya ternyata hanya sampai sejauh 50km saja, hahaha...

Setelah inreyen ban selesai, saya mencoba merasakan secara teliti bagaimana reaksi ban terhadapat berbagai perubahan kontur jalan raya. Perlu diingat ban jenis Tubeless memiliki stuktur sidewall yang keras untuk menjaga agar udara tidak keluar, dan ini tentu berpengaruh terhadap riding dimana feedback dari roda akan terasa lebih keras tetapi lebih stabil. Tetapi berbeda dengan Facio, saya tidak merasa bantingan lebih keras dibandingkan IRC. Aneh.

Daya cengkeram ban-pun saya akui sangat baik, bahkan menurut saya ini ban terbaik yang pernah saya coba untuk kemampuan daya cengkeram. Pastinya, ketika saya mencoba menutup grip gas dari kecepatan 60kmh, motor terasa lebih meluncur tanpa reaksi perlambatan berarti. Ini artinya low rolling resistance bekerja sangat baik, sehingga akan berdampak konsumsi bahan bakar yang lebih baik.

Bahkan ketika kondisi jalan basah sesudah hujan berhenti (waktu kritis dimana kondisi jalan paling licin) pun, daya cengkeram sangat baik, tidak ada gejala sliding ketika saya mencoba slalom.
Satu poin plus untuk FDR Facio adalah ketika membersihkan ban ini dengan disikat. Roda depan mudah diputar tanpa mengangkat roda terlebih dahulu. Berbeda dengan IRC, ban tidak akan mungkin diputar tanpa mengangkat roda terlebih dahulu. Hal ini sangat membantu mempercepat proses pencucian Suzuki Address.

No comments:

Post a Comment